Aku dan Menulis di Sosial Media
Menulis atau bahkan mengetik di era sekarang adalah sarana komunikasi yang baik untuk menyampaikan pesan atau sekadar corat-coret ide. Terkadang, aku memiliki banyak banget ide-ide brilian tapi lupa untuk meluangkan waktu menulis ide-ide itu. Ketika mengendarai motor saat pulang kerja hingga lagi di WC pun ide terus mengalir, membanjiri pikiran yang melayang entah di mana tapi tetap membumi.
Buka media sosial pun isinya orang-orang yang menulis, kadang orang yang ingin membagikan informasi seperti jalan macet, bencana alam atau bahkan anniversary dengan pasangan yang baru sebulan (?) ya banyak lah. Makin terkini, suatu platform media sosial akan meniru platform media sosial lain yang terlebih dahulu memiliki fitur yang populer. Dahulu kita mengenal Youtube sebagai tempat untuk menonton vidio dengan durasi menengah hingga berjam-jam, kali ini Youtube gak mau kalah dengan Tiktok yang mampu menarik pasar penonton vidio dengan vidio singkat yang bisa kurang dari semenit bernama Shorts. Begitu juga media sosial besutan Meta, Facebook dan Instagram yang kemudian menyebutnya sebagai Reels.
Lho kenapa semua platform media sosial pada berlomba bikin vidio pendek? ke mana marwah sesungguhnya media sosial yang isinya membagikan sesuatu ke teman-teman yang berupa tulisan dan juga foto (kalo ada)? nah ini keuntungan menggunakan twitter, media sosial yang dimiliki oleh Elon Musk ini masih mengusung 'cuitan' sebagai daya tariknya. Aku sampai saat ini masih menggunakan twitter, selain banyak info yang lebih terkini, Twitter juga membuat kita memahami banyak pemikiran orang. Namun, Twitter kini berbeda setelah ada fitur baru yaitu 'For You' ya kalian pasti tau ini terinspirasi kembali dari Tiktok yang memiliki fitur 'For You Page'. Fitur ini membuat apapun tweet populer hingga trending akan hadir di sini. Kalian bahkan diajak berpikir masalah pribadi orang-orang yang bertanya di menfess. Menfess dalam Twitter biasanya digunakan untuk curhat, mengoceh, hingga mengungkapkan suatu hal tanpa diketahui identitas pengirimnya yang kadang membuat aku berpikir, di dunia nyata kalian ngapain sih?! kenapa aku harus pusing ikut memecahkan masalah keluarga kalian, diri sendiri aja kadang keliru apalagi cuma baca solusi di balasan tweet yang kalian gak tau mereka itu siapa.
Beda lagi dengan Instagram, gara-gara istilah instagramable, restoran lebih memilih mempercantik makanan dan suasana restoran daripada membuat enak makanannya. Kan mau makan ya ke restoran bikin mulut merasakan aneka rasa yang nikmat, malah makanan enaknya dinomorduakan huhu...
Menulis memang menyenangkan bagiku, tapi ada kalanya menulis juga begitu membosankan. Nah, kali ini aku akan menantang diriku menulis konsisten selama setahun. Jadi tiap Seminggu sekali aku ingin konsisten menulis, di akhir pekan bisa jadi tulisanku rampung dibuat. 52 judul tulisan menjadi targetku dalam setahun, moga bisa membuatku lebih konsisten. Eitss.. tapi bukan di sini, blog ini akan menjadi blog santai. Medium.com akan menjadi platform yang lebih serius dalam memenuhi hasratku menulis dan berbagi ke kalian yang udah baca. See you guys!
NB: aku akan menulis kembali di blog ini bila telah menyelesaikan 52 tulisan selama setahun, semoga bisa ya...
Komentar
Posting Komentar