- Remote Pengatur Waktu (RPW) -

"yang terakhir adalah remote pengatur waktu. Katanya sih remote ini dapat menghentikan, memajukan dan memundurkan waktu keren kan" kata Elaine menceritakan 7 benda aneh yang katanya benar adanya. Elaine itu pintar banget di bidang IPA, makanya aku suka dia. Selain itu mungkin karena aku nyaman bareng dia. Gimana enggak, kita kan tetangga dan sudah berteman sejak SD. 1 kelas terus lagi. Tapi aku selalu menyimpan kenyataan itu demi persahabatan kita.


"hari gini masih percaya sama mitos gitu, ilen, ilen" kataku mengusap2 rambut Elaine yang ejaan namanya Ilen. teman sebangkuku ini sepertinya kebanyakan nonton film fiksi ilmiah. Terakhir aku tau dia lagi seneng2nya dengan Star Trek. Benar2 beda denganku yang lebih suka desain.


"ih bukan mitos tau Nat! Mungkin saja benda ini disembunyikan di suatu tempat atau lagi dirancang biar sempurna" kata ilen antusias

"ya kali len" kataku yang sebenarnya udah males banget dengerin cerita sci-fict nya. Atau mungkin dia kebanyakan nonton doraemon ya?

"oiya ntar jadi kan bantuin aku bikin tugas seni rupa"

"pasti len! Yang penting ditraktir kan?"

"ah gampang itu nat"


"Nata, Elaine ! Ngobrol aja, maju ke depan" kata Bu Rima guru Fisika yang dikenal cukup galak

"kamu sih len" kataku menggerutu

"hehe maaf" kata ilen sambil menjulurkan lidahnya.


***


"makasi ya nat udah bantuin aku" kata ilen setelah aku membantunya mengerjakan tugas seni rupa tentang gambar karikatur.

"seni itu datang dari hati len" kataku

"haha sip nat, hati2 pulangnya ya seniman" kata Elaine melambaikan tangannya

"ingat besok aku ditraktir"

"iya iya"


Aku puas membuatnya tersenyum hari ini.


Saat di jalan pulang aku sempat melihat nenek yang ingin menyebrang jalan tapi karena ramainya jalan nenek itu susah menyebrang.


"sini nek biar saya bantu seberangkan" kataku sambil menuntun nenek tadi

"terimakasih nak, siapa namamu?" kata nenek itu

"nata nek, nata riawan"

"kamu anak yang baik, nenek punya sesuatu untukmu" kata nenek itu memberiku alat berbentuk remote

"apa ini nek?" kataku heran dengan alat mirip remote tv

"ini remote pengatur waktu"

"remote pengatur waktu?!"


Seketika itu juga aku mengingat ucapan Elaine tadi di kelas. Apa benar benda itu ada?


"coba pencet tombol pause" kata nenek itu.


Ketika aku pencet ternyata semua berhenti seketika. Bahkan jalan raya yang tadinya rame dengan bunyi klakson tiba2 sunyi. Nenek yang tadi juga diam tak bergerak. Untuk pertama kalinya aku tercengang dengan ucapan Elaine tentang mitos ilmiahnya. Aku pencet tombol play dan semuanya normal.


"keren!" kataku

"eh udah dicoba ya?"

"ya nek, keren!"

"itu sekarang punyamu, tolong hargai waktu ya"

"wah yang bener nek? Makasi ya!" kataku. Namun ternyata nenek yang tadi sudah hilang. Mungkin karena saking senangnya dengan remote ini aku jadi lupa kalo neneknya sudah pergi. Atau jangan jangan...


***


"selamat pagi nat" kata Elaine menyapaku

"pagi, eh len, aku mau ngomong. Ada waktu?"

"eh tumben?" katanya mengangkat sebelah alisnya

"bisa gak?"

"bisa, silahkan"

"gak sekarang. Ntar pulang sekolah"

"bisa kok, ntar ya di kafe kak Tya. Sekalian janjiku buat traktir juga"

"bagus deh"


Kali ini pelajaran PKN, bikin ngantuk aja. Seketika itu aku berpikir untuk mencoba mempercepat waktu. Pencet!


Dan seketika itu, semua terasa berjalan begitu cepat. Mirip saat aku menyetel dvd dan aku mempercepatnya 4x lipat. Setelah puas aku pencet tombol play sehingga semua normal kembali. Aku lihat jam di arlojiku, Jam 1, waktunya pulang! Ternyata berhasil! Wow! Serasa akulah sang dewa waktu.


Saking asyiknya dengan remote pengatur waktu (rpw) aku sampai melupakan janjiku dengan Elaine. Ah biarkanlah ntar aku mundurin aja waktunya, mudah kan.


Sekarang aku majukan waktuku tepat sebulan setelah kejadianku mempercepat waktu pulang sekolah. Aku lihat kalender di hp ku 17 oktober 2014. Ternyata benar sudah sebulan.


Saat aku lihat di cermin kamarku, Eh mukaku kok makin gosong aja nih? Mungkin aku ada kerjaan outdoor bareng temen2 kali ya waktu aku mempercepat waktu.


"eh gimana ke pantainya kemarin? Asyik kan?" kata Elaine yang ternyata ada di kamarku

"kyaaa!! Ilen! Kaget aku" kataku spontan

"ngelamun lagi ya? Sebulan ini kamu kok ngelamun mulu sih" kata ilen sambil menempelkan punggung tangannya ke keningku

"aku gak sakit kok ilen" kataku sambil menyingkirkan tangan lembutnya di keningku

"oh syukurlah" katanya tersenyum


"ke pantai? Kok aku gak diajak sih" kataku

"lho gimana sih. Kamu kan yang paling semangat kemarin. Ni coba lihat foto2nya" kata elaine menunjukkan HP nya ke aku.


Oh iya aku kan mempercepat waktu, pantesan gak tau.


"kamu akhir2 ini selain melamun, sering pikun juga ya"

"maaf maaf len"

"oh iya, udah dulu ya. Aku udah ada janji sama dia" kata ilen sambil mengedipkan matanya

"dia siapa?" kataku heran karena setahuku dia masih jomblo

"Herry, aku senang banget kemarin tau" katanya sambil senyum2 gak jelas

"heh? Apa sih?"

"itu lho waktu dia ngasi surprise buat aku di pantai"

"apa?!" kataku kaget

"lho kenapa? Bukannya kamu yang punya ide buat ngerayain sebulan lebih aku sama herry jadian" katanya heran


Hah? Aku?! Apa yang sudah terjadi sebenarnya di sini!!


Aku sangat sayang Ilen, aku mencintainya. Tapi kok sebulan berlalu, aku membiarkan Herry anak Basket itu merebut Elaine-ku!


Setelah Elaine pergi, aku lihat dia dijemput Herry. Perasaannya senang banget kayak lagi menang undian berhadiah gitu.


Brak!!


Tiba2 angin yang kencang dari jendela kamarku menjatuhkan buku diary ku. Buku yang bersampul hijau ini sudah kubuat selama 2 tahun terakhir. Mungkin sebagian besar cowok menganggap menulis di buku diary itu buang2 waktu. Tapi tidak buatku.


16 oktober 2014


Semoga kamu bahagia dengan Herry. Dan aku akan mencoba setia dengan Manda.


Itulah sepenggal kata yang kutulis di buku diaryku. Aku sampai bingung sendiri, ada apa ini? Siapa itu Manda?


Kubuka satu2 buku diaryku, dan aku menemukan jawabannya.


1 oktober 2014


Hari ini hari yang gak menyenangkan. Aku terlalu asyik memainkan remote pengatur waktu. Sampai aku tiba di pukul 4 sore 1 oktober 2014. Tapi aku salah perhitungan, tau2 aku sudah di atas motor dan menabrak trotoar. Untung cuma aku korbannya. Dan untungnya ada herry yang kebetulan lewat menolongku. Dia mau mendonorkan darahnya untukku. Aku berhutang budi. Manda juga ada di sana bersama Elaine ketika aku di rumah sakit. Aku gak tega liat 2 orang yang kucintai sedih dihadapanku.


Oh itu toh penyebabnya. Bahaya juga ya main RPW. Eh tunggu dulu, lagi2 ada Manda, siapa sih dia?


Saking asyiknya membaca diaryku,Aku tidak sengaja duduk di atas RPW. Waktupun berjalan dengan cepat. Aku berusaha menghentikan waktu tapi tombolnya agak macet sampai akhirnya waktu berhenti.


Ini tahun berapa ya?


Aku lihat kalender di HP ku yang bentuknya aneh transparan banget. Mungkin ini HP masa depan ya.


"apa yang anda inginkan?" kata hp itu bersuara

"eh bisa bicara?!" kataku kaget

"cek kalender" lanjutku


Hp itu menunjukkan gambar hologram seperti yang pernah kulihat di Iron Man dan berbagai film sci fict yang sering kutonton bareng Elaine.


"kalender. sekarang tanggal 24 oktober 2024. Agenda esok hari, undangan pernikahan Elaine" kata HP itu

"apa Elaine menikah?!"

"iya benar, ini undangannya"


Apa?! Dia menikah dengan Rio ketua kelasku di XI MIA 4. 


"ada skype dari Elaine" kata HP itu

"halo Nata, inget besok datang ya" kata Elaine yang terlihat lebih dewasa dan cantik

"kamu nikah ya len"

"iya, kamu kapan nyusul? Sama si Manda itu"

"Manda? Manda siapa?"

"halah pacar sendiri dilupain. Udah dulu ya, aku lagi sibuk banget nih. bye"

"bye"


"manda siapa sih?" kataku bergumam

"ini Manda, Pacarmu. Kalian pernah 1 sekolah dan 1 tempat kerja bareng di DGSS TV. Tinggi 165 cm berat 51 kg ukuran dada belum diketahui" kata HP itu menunjuk foto manda dengan cowok yang brewokan

"idih, siapa tu yang sama manda. Manda nya udah cantik, eh cowoknya kumel gitu. Brewokan lagi kayak teroris"


Dan si Hp menyalakan kamera dan memfoto majikannya.

"itu anda! Nata Riawan" lanjutnya.

"apa? Mukaku kok brewokan gini!!" kataku sambil meraba2 wajahku


"eh perutku sakit nih mau bab"

"kamar mandi di lantai 1" kata hp itu lagi

"wah sejak kapan rumahku 2 lantai?"

"tahun 2020, ketika anda telah mempunyai cukup uang"


Aku menuju kamar mandi di lantai 1. Setelah puas aku agak kebingungan ketika mau menyiram.


"gimana nih cara nyiramnya?"

"siram!" kata shower disebelahku

"eh buset! Shower bisa bicara keren amat ni rumahku"

"aduh pelan2 dong sakit nih air ceboknya" kataku

"maaf tuan"


Betapa kagetnya aku ternyata ketika keluar rumah tidak ada tiang listrik, yang ada panel surya di sekitar. Bahkan mobil pun pake panel surya. Ramah lingkungan banget deh. Udaranya juga segar.


"keren! Ini kah teknologi masa depan!"

"sayang! Maaf ya lama sampe ditungguin di depan rumah gini" kata cewek yang sepertinya Manda. Mirip di foto yang ada di hp ku

"manda masuk yuk"

"kok panggil manda? Sayang dong"

"maaf yang"


"ini aku traktir makanan" katanya membawakan sebungkus penuh kapsul

"ngapain kamu bawa obat?"

"obat? Bercanda yang? Hahaha. Ini makanan kesukaanmu. Yang rasa keju kan" katanya


Aku coba langsung menelannya seperti minum obat.


"lho kok ditelen? Mulai ngelawak nih sayang" kata manda cekikikan

"terus?"

"kamu udah pikun atau pura2 bodoh sayang? Gini lho"


Manda mengambil termos yang ada di dapurku lalu menuangkannya ke dalam mangkok yang telah berisi 2 kapsul. Dan ternyata berubah menjadi 2 burger keju, gila teknologi masa depan! Selain burger ternyata mimumanya juga dari kapsul.


"sini aku suapin aaa"


tanpa sengaja aku duduki RPW itu lagi. Kali ini waktu berjalan mundur.


***


"ada apa?" tanya Elaine yang telah duduk di hadapanku

"Ilen?" kataku sambil mengucek2 mataku. Ternyata benar Elaine yang masih menggunakan seragam SMA nya dan aku sepertinya berada di kafe kak Tya.

"kenapa sih nat? Ada yang aneh sama aku?"

"ah gak, sekarang tanggal berapa ya? Aku agak pikun akhir2 ini"

"tanggal 17 september 2014 nat"


Aku mengingat kembali tanggal itu, oh iya ini adalah tanggal sehari setelah aku mendapatkan RPW.


"oh iya katanya mau ngobrol? Sekalian aku traktir nih nat"

"hmm aku tertarik sama remote pengatur waktu" kataku sembari menatapnya

"hahaha aku sudah mengiranya. Kamu suka kan?"

"iya len, jadi penasaran! Ceritain lagi dong!" kataku yang penasaran setelah menjelajah ke berbagai macam waktu

"alat itu sebenarnya dibuat untuk senang2 oleh penciptanya Prof. DR Devan Pradipta Wikarsa. ST MSC Untuk iseng sih. Jadi pas dia menghentikan waktu dia mulai usil. Yang paling lucu itu dia pernah memberikan contekan yang salah ke temannya pas waktunya dihentikan. Temannya pun dapat nilai jelek deh. Makanya jangan suka nyontek!" celoteh ilen

"nyindir ya" kataku

"hehe bercanda kok nat, jangan marah gitu"


"nah ini minumnya" kata kak Tya menyajikan milk shake dan jus strawberry

"lagi ngomongin apa sih? Serius banget" kata kak tya duduk di sebelah Elaine

"ini lho kak, nata mau tau banyak tentang RPW" kata Elaine

"RPW?! Remote Pengatur Waktu kan?"

"iya. Kak Tya tau?" kataku

"aku pernah baca di internet nih si penemunya ternyata pernah tidak sengaja telah memajukan waktu sampai 7 tahun. Dan apa yang terjadi? Dia tidak mengenali dirinya sendiri"


Wah aku juga pernah kayak gitu, habis aku brewokan di masa depan wkwkwk.


"kok bisa?" tanya Elaine

"ya len, karena selama 7 tahun dia tidak tahu apa saja yang telah dia perbuat. Setelah sadar ternyata di tahun itu dia terlibat kecelakaan. 1 kakinya diamputasi. Kasihan ya"

"oh gitu ya" kataku mengerti perasaan si pembuat RPW

"ya nat"


"terus, dia gak memundurkan waktu lagi?" kataku

"iya dia sempat memundurkan waktu lagi, kembali ke 7 tahun yang lalu dan tidak pernah menggunakannya lagi"

"berarti, 7 tahun ke depan dia pasti kecelakaan gitu?" tanya Elaine

"entahlah len, aku kurang tahu"


Glek! Aku menelan ludahku sendiri. Kalo gak salah 1 oktober aku terlibat kecelakaan. Seperti yang kutulis di diary ku. Dan Elaine pacaran dengan Herry. Tidak!!


Aku berpikir mengembalikan rpw ke nenek itu. Aku ambil RPW di kantong celanaku. Sebelum itu, kak Tya beri kita nasihat


"kalo aku sih gak mau punya RPW. Aku akan terus menikmati hidupku tiap detik, menit, jam, hari dst. Karena di tiap detik pasti akan terjadi hal2 yang seru. Walaupun itu baik atau buruk untukku"


Seketika itu juga aku pencet tombol di remote. Tapi sayup2 terdengar suara memanggilku. Sayangnya jiwaku sudah pergi ketika cewek mirip Manda datang.  


***


"ini sekarang untukmu nak, tolong hargai waktu ya" kata nenek itu memberiku RPW

"wah alat ini bagus nek, tapi maaf saya tidak membutuhkannya. Saya lebih suka menikmati hidup saya tiap detik. Dengan itu saya akan menghargai waktu" kataku ingin mengubah masa depan

"oh begitu, baiklah nak terima kasih sudah menyeberangkan nenek" kata nenek itu.


Ternyata masa depan bisa diubah kok. Intinya tergantung aku, ingin mengubahnya atau tidak.


"maaf nata ya?" kata seseorang bapak2 umur 40an mencegatku

"siapa ya?"

"ini kartu namaku"


Namanya Prof. DR Devan Pradipta Wikarsa. ST MSC. Dia kan penemu RPW


"anda kan..."

"sudah, kita ngobrol di dalam yuk" katanya menyuruhku masuk ke semacam ruko di pinggir jalan.


Ternyata ruko itu adalah laboratoriumnya. Gak terlalu besar sih tapi lengkap.


"gimana rasanya menjelajah waktu?" katanya

"menyenangkan kok pak Profesor, tapi jadi takut kalo tau masa depan"

"masa depan bisa berubah nata"

"kok anda bisa tau nama saya"

"tentu. apa yang kamu lihat di masa depan aku rekam di monitor ini. Aku selalu mengamatimu dari sini nata riawan"

"lho bagaimana bisa? Bukannya aku sudah mengembalikan RPW ke nenek tadi. Berarti hal2 yang seperti itu tidak ada dong?"

"memang benar, tapi rpw punya memory penangkap apa saja yang penggunanya lakukan. Coba lihat ini"


Di monitor muncul kejadian 17 oktober 2014. Ketika Elaine main ke rumahku.


"menyedihkan ya liat cewek yang kita sayangi diambil teman sendiri" kata Prof Devan

"please jangan ingatkan aku tentang itu"

"hahaha, tenang bisa diubah kok. Tergantung kamu nata. Kalo mau nembak pasti dia jadi milikmu kan?"

"iya juga sih, jadi termotivasi"

"nah itu lah tujuanku membuat RPW. Aku mau mengintip kejadian di masa depan lalu aku akan berhati2 agar hal buruk tidak terjadi. Atau bisa juga agar hal baik terus terjadi"


"oh iya apa tentang kecelakaan lalu lintas itu bendr? kaki prof diamputasi?"

"iya, tapi aku sudah melewatinya. Itu kejadian tahun 2005, di masa itu aku kurang berhati2 mengendarai motor kecelakaan deh. Dan kakiku diamputasi. Aku kemudian kembali ke waktuku dan menjalankan kehidupan tanpa RPW. Pada hari kecelakaan itu aku benar2 berhati2 mengendarai motor, masa depan berubah. Kakiku tidak diamputasi"


"tapi itu kan mempermainkan waktu"

"iya benar, lalu aku mencobanya pada orang yang baik. Dan kamulah yang terpilih. Aku meneliti apa yang kamu lakukan dan benar juga kamu akan lebih menghargai waktu"

"tunggu dulu, nenek itu siapa?"

"nenek itu sebenarnya hologram yang hampir sempurna. Bahkan dia bisa membawa RPW dan menyentuhmu kan"

"iya benar, keren!"

"selamat kamu lulus pelajaran menghargai waktu. Aku sebaiknya memusnahkan RPW, tidak baik memainkan waktu, benar kan nat?"

"benar Pak Prof, setuju"


***


"selamat pagi nat" kata Elaine menyapaku

"pagi, eh len, aku mau ngomong. Ada waktu?"

"eh tumben?" katanya mengangkat sebelah alisnya

"bisa gak?"

"bisa, silahkan"

"gak sekarang. Ntar pulang sekolah"

"bisa kok, ntar ya di kafe kak Tya. Sekalian janjiku buat traktir juga"

"bagus deh"


benar2 dejavu deh, ngobrol barusan sama Ilen. hampir sama persis kayak waktu itu.


Kali ini pelajaran PKN, bikin ngantuk aja. Tapi aku akan menikmatinya demi menghargai waktu.


"permisi, saya mencari ketua ekskul art, kak nata riawan" kata salah seorang cewek memasuki ruanganku

"nata, silahkan" kata bu Rahma mempersilahkanku keluar kelas


Wah cantik juga nih cewek. Kalo tau gitu aku gak akan memajukan waktu.


"maaf ada apa ya?" kataku

"kak nata, aku Manda dari kelas X IIS 1. Aku mau wawancara boleh? Buat majalah sekolah"

"Manda?!" kataku kaget

"eh kenapa kak?"

"ah gpp kok, mungkin karena kamu cantik"

"ih kakak apaan sih" katanya salah tingkah

"oh iya tentang wawancaranya boleh manda tapi maaf sebelumnya, aku mau belajar dulu. Nanti pulang sekolah ya di kafe Rose (kafe kak Tya)"

"oh bisa kak, kebetulan aku sering ke sana juga"


***


"katanya mau ngobrol?" kata Elaine

"oh iya len, mulai sekarang aku akan lebih menghargai waktu"

"hah? Ngomong apa sih kamu nat?"

"kak nata!" kata Manda mendekatiku

"hai Manda, kenalin ini kak Elaine"

"kak Elaine pacarnya kak nata ya?" kata manda menggodaku

"eh aaa"


Akward moment terjadi, sampai akhirnya aku tersadar dengan masa depan yang kulihat tentang Elaine.


"ini minumnya" kata kak tya menghidangkan milk shake dan Jus Strawberry

"len, aku sayang kamu. Aku mau kamu terus bersamaku. Mau gak kamu jadi pacarku?" kataku yang membuat kak tya, manda dan ilen kaget

"aku tau nat, kamu akhirnya mengutarakannya juga" katanya memegang tanganku

"aku juga sayang kamu nat. Kamu sahabatku. tapi tidak untuk pacaran nat, maaf ya" lanjutnya


Aku tarik nafas perlahan, menerima kenyataan ini.


"oke deh, akurapopo. Yang penting kamu udah tahu kalo aku sayang kamu" kataku menahan sakit di hatiku

"kita masih bersahabat kan?" kata Elaine mengulurkan kepalan tangannya

"ya jelas lah" kataku memberikan toss dengan hati yang rapuh


"oh iya Manda kita mulai wawancaranya yuk" kataku

"eh ada wawancara ya, kalo gitu aku pamit dulu ya. Dadah" kata Elaine buru2


"sabar kak nata, cewek masih banyak di dunia. Bukan kak ilen doang" kata Manda

"iya manda, yuk mulai"

"gpp nih?"

"no problem!"


Setelah wawancara aku ajak dia pulang bareng, kebetulan dia juga jalan kaki ke rumahnya yang searah dengan rumahku


"manda, masa depanmu cerah lho" kataku

"eh? Kakak peramal" katanya diiringi tawa renyahnya

"bukan kok, cantik juga lho kamu"

"pasti efek galau nih. Jangan2 kak nata ngincer aku ya" katanya nyenggol2.

"ih GR, tau apa kamu anak kecil. Baru kelas X Juga"

"biarin! Eh itu kan kak Ilen. Sama siapa tu?"


Ternyata Elaine lebih memilih jalan bareng Herry di tamkot. Ah sudahlah.


"kak Elaine!" cepat2 aku tutup mulut ember manda. Aku udah sakit hati sama Elaine. Terlalu sakit mata dan hatiku kalau harus bertatapan dengannya.


"lho nata" kata herry

"maaf her, aku harus ngantar anak kecil ini pulang, dah" kataku menggandeng tangan manda

"aku bukan anak kecil" teriak manda


"nata kenapa sih?" tanya herry

"entahlah" jawab elaine yang merasa bersalah kepada sahabatnya

"lho kamu kan sahabatnya? Marahan ya?"

"gak kok, suer"

"jangan2 kamu gak ngasi tau ke nata kalo kita udah jadian seminggu"

"iya her, kayaknya dia sakit hati banget. Aku udah jahat sama nata her"


"kak nata ini rumahku, mau mampir?" katanya ketika sampai di rumah

"ah gak usah, thanks ya udah mau ngajak ngobrol di jalan"

"iya. Eh Ada om Devan!"

"lho ada rio!"

"hah PROF Devan siapamu Manda?"

"dia omku"

"Apa! om mu!"

"ya dan aku juga punya RPW lho sayang. Lupakan Elaine, dan wujudkan impian kita menikah tahun 2025"

"tidaaak! Hentikaaan! Aku sudah muak memainkan waktu. Please Manda!"

"ya udah" kata manda membanting karya omnya tepat di depan mata Prof Devan sambil tersenyum.


@Hai_Rio

Oktober 2014

Komentar

Postingan Populer